Bagaimana Cara Mendidik Anak Tanpa Kekerasan ? Begini Kata Cucu Mahatma Gandhi
“Kekuatan tanpa kekerasan.” Demikian inti ajaran pendidikan yang disampaikan
Ajarannya kaya dengan makna filosofi yang mengingatkan orang pada pahlawan besar Gandhi. Demikian pula dalam mendidik anak-anak, ajarannya sungguh sederhana dan kental dengan nuansa kebijaksanaan.
Dr Arun Gandhi kini namanya diabadikan dalam sebuah lembaga pendidikan. Karena dia juga pendiri Lembaga M.K. Gandhi yang mendasari pendidikan tanpa kekerasan.
Dalam suatu ceramah di Universitas Puerto Rico dia bercerita bagaimana memberikan contoh tanpa kekerasan yang dapat diterapkan di sebuah keluarga.
Kata Gandhi, pengalaman ini sangat berkesan dan membekas di hatinya hingga kini. “Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama dengan orangtua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, di tengah-tengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan,” papar Gandhi membuka ceritanya.
Mereka tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila dia dan dua saudara perempuannya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop. Suatu hari, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang dia perlukan.
Selain itu, ayah juga meminta saya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel. Pagi itu, setiba di tempat konferensi, ayah berkata akan menunggu saya di bengkel pukul 17.00. Lalu pulang bersama ke rumah.”
Sebagai anak yang berangkat remaja, tentu saja dia suka dengan semua tugas tersebut. Segera saja dia menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh ayahnya. Kemudian pergi ke bioskop.
Tampaknya Gandhi remaja ini benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Karena itu begitu melihat jam menunjukkan pukul 17.30 dia langsung berlari menuju bengkel mobil dan terburu-buru menjemput ayahnya yang sudah menunggu.
Saat itu sudah hampir pukul 18.00. Dengan gelisah ayah menanyai saya kenapa terlambat. Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton film John Wayne sehingga saya menjawab mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu. Padahal ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu.
Sudah pasti ayah Gandhi remaja tahu kalau putranya berbohong. Tapi dia tetap tenang dan tidak terlihat marah. “Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik.”
Lalu, sang ayah dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan sama sekali tidak rata.
Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami oleh ayah hanya karena kebohongan yang bodoh yang saya lakukan.
Sejak itu saja tidak pernah akan berbohong lagi. Mungkin seperti juga Anda, akan selalu berpikir mengenai episode ini dan merasa heran. Seandainya sang ayah menghukum dia sebagaimana Anda menghukum anak-anak Anda maka apakah akan men-dapatkan sebuah pelajaran mengenai tanpa kekerasan? Justru sebaliknya, akan akan menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang sama lagi.
Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah kekuatan tanpa-kekerasan, tegas Gandhi dalam bukunya The Power of Nonviolence.
Gambar Foto Sumber: Video Youtube.com
Biografi Mahatma Gandhi Serta Foto Dan Agama
Komentar
Posting Komentar